oleh

Melalui Puskesmas dan Pemerintah Desa, Pemkab Wajo Beri Perhatian ke Bayi Penderita Hidrocefalus

-Kesehatan-127 views

WAJO — Bayi penderita Hidrocefalus di dusun Limpua, Desa Tua Kecamatan Majauleng, Muhammad Atha Darmawangsah, menjadi atensi Pemerintah Kabupaten Wajo.

Bayi laki laki yang telah berumur berumur 2 bulan itu tidak pernah lepas dalam pantauan dan pengawasan UPTD Puskesmas Tosora. Hal itu diungkap oleh Kepala UPTD Puskesmas Tosora, drg Asnidar, Minggu (3/9/2023)

“Bahkan sejak bayi masih dalam kandungan, ibunya telah kita periksa sebanyak 6 kali. Termasuk kita arahkan untuk periksa USG setidaknya 1x selama kehamilan. Tapi ternyata si Ibu tidak pernah melakukan USG,” ungkapnya.

Hingga akhirnya lanjut dia, pada 22 Juni lalu, pasien datang ke Puskesmas untuk melahirkan dengan riwayat ada pelepasan air ketuban.

“Setelah dipantau beberapa jam di Puskesmas, pasien kemudian kita rujuk ke RSUD Lamaddukelleng dengan diagnosa G2P1A0, Gestasi 37 minggu, Kala 1 Fase Aktif Memanjang,” bebernya.

Tidak sampai disitu, drg Asnidar mengurai, setelah melahirkan di RSUD Lamaddukelleng melalui Sectio Caesaria (Sesar), pasien sempat mendapat perawatan kurang lebih dua minggu.

“Karena melihat kondisi bayi yang tidak normal, pasien kita bekali rujukan rawat jalan Ke RSUP Tajuddin Chalik Makassar saat keluar dari RSUD. Hanya saja saat itu, pasien memilih pulang ke rumah karena mengaku belum siap berangkat ke Makassar dengan alasan masih dalam pemulihan kondisi Ibu Pasca persalinan sesar dan juga kendala biaya,” ungkapnya.

Mengingat pasien belum siap dirujuk dengan alasan pemulihan, tenaga kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tosora terus memantau kondisi bayi selama di rumah.

“Jadi, Bidan Desa itu rutin melakukan kunjungan, termasuk petugas Posyandu dan tim gizi Puskesmas Tosora. Kita juga terus membujuk pasien agar mau dirujuk ke Makassar,” tambahnya.

Adapun untuk biaya ke Makassar, pihaknya mengaku Puskesmas Tosora dan Pemerintah Desa sementara melakukan penggalangan dana melalui teman-teman nakes dan pihak lainnya serta mengkomunikasikan dengan dinas terkait, lembaga, organisasi dan dermawan, termasuk lembaga zakat untuk membantu pengobatan bayi Atha.

“Alhamdulillah, setelah berkali-kali kita bujuk, dan beri pemahaman pasien akhirnya siap membawa bayinya untuk dirujuk ke Makassar,” terang drg Asnidar.