oleh

Sanggar Petta Puang Art Luwu Utara Tampil Memesona di Pekan Raya IX Sulsel

Makassar — Sanggar Petta Puang Art Kabupaten Luwu Utara berhasil tampil memesona dan memukau penonton saat mempersembahkan tarian tradisonal pada Pekan Raya IX Sulawesi Selatan di Areal Pekan Raya Sulsel (PRS), Wisma Negara Center Point Indonesia (CPI), Makassar, Jumat (1/9/2023).

Para penari Sanggar Petta Puang Art berasal dari siswi SMA 8 Luwu Utara. Mereka tampil di PRS dalam rangka memeriahkan PRS yang juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-354 Sulawesi Selatan.

Pada pementasan tarian dan musik tradisional tersebut, Sanggar Petta Puang Art menampilkan tarian Makkunrai Allo, yang merupakan tari kreasi baru yang diangkat dan dibentuk menjadi sebuah gerak.

Tarian ini menggambarkan sebuah kehidupan. Di mana ada tulang rusuk dan tulang punggung wanita yang dipandang lemah. Wanita ini berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa wanita juga bisa. Wanita memang lembut, tetapi bermental baja.

Tarian ini menceritakan kehidupan sehari-hari masyarakat, khususnya para wanita Rongkong yang selalu dianggap bukan siapa-siapa. Namun mereka bisa menjadi apa pun yang mereka inginkan.

Alur cerita dari tarian ini mendapat applaus yang begitu meriah dari penonton dan pengunjung PRS yang memadati lokasi Wisma Negara CPI Makassar.

“Yang kita bawa ini adalah Sanggar Petta Puang Art, yang merupakan juara 1 Lomba Pagelaran Seni pada Festival Masamba Affair kemarin,” ucap Detris dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Luwu Utara.

Detris mengatakan, Sanggar Petta Puang Art tampil pada pagelaran tarian tradisional PRS dalam rangka untuk menciptakan suasana kegairahan dan kegembiraan bagi seluruh masyarakat dan segenap jajaran pemerintahan di wilayah Provinsi Sulsel.

“Dengan tampilnya anak-anak Sanggar Petta Puang Art yang dipimpin Andi Warda Kursyita di PRS kali ini dapat memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat di Sulsel bahwa Luwu Utara memiliki kekayaan budaya yang patut dibanggakan,” pungkasnya. (LHr)