oleh

Pahlawan Masa Kini Andi Lalak, S.Pd, M.Pd (Guru SMAN 1 Luwu Utara)

SEMANGATKARYA.CO, LUWU UTARA—Tema Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember 2019 tahun ini adalah “Aku Pahlawan Masa Kini”. Ya siapapun kita, semua bisa jadi pahlawan. Anak bisa jadi pahlawan untuk orang tuanya. Orang tua bisa jadi pahlawan untuk anak dan keluarganya. Siswa bisa jadi pahlawan untuk gurunya, dan guru bisa jadi pahlawan untuk siswa-siswinya.

Presiden bisa jadi pahlawan untuk rakyatnya, dan rakyat bisa jadi pahlawan untuk bangsa dan negaranya. Sebagai seorang guru yang menghabiskan waktu sekitar 9 sampai dengan 10 Jam di sekolah setiap hari, harus mampu memposisikan diri sebagai pahlawan.

Pahlawan bagi keluarganya dalam mencari nafkah, pahlawan bagi murid-muridnya dalam berbagi ilmu pengetahuan, dan pahlawan bagi bangsa dan negaranya. Selaku guru yang berkecimpung di bidang pendidikan, setidaknya ada beberapa hal yang harus diadopsi seorang guru dari sosok pahlawan, yaitu :
Kecerdasan & Kecermatan melihat, memahami dan mengambil tindakan. Dalam istilah peperangan mungkin lebih tepat dikatakan sebagai strategi (Strategi Perang). Mengapa “bambu runcing” mampu melawan “senjata api”? jawabannya, karena strategi.

Karena kecerdasan dan kecermatan dalam melihat peluang dan mengambil tindakan. Dalam konteks kekinian sebagai seorang guru harus memiliki sifat tersebut. Harus cerdas dan cermat melihat setiap peluang. Pola tingkah laku anak harus dianggap sebagai suatu peluang. Anak nakal adalah sebuah tantangan sekaligus peluang untuk mengemas pembelajaran yang lebih baik. Anak yang cerdas dapat dijadikan sebagai teladan dan tutor sebaya buat temannya.

Sehingga apapun itu, seorang guru harus menganggapnya sebagai suatu peluang yang menjadikannya mengambil keputusan tepat untuk mengambil tindakan. Kemauan, Kegigihan, tidak mudah putus asa. Kemerdekaan yang dicapai dan dinikmati hari ini bukan dari kerja yang biasa-biasa saja. Akan tetapi diperoleh dari kemauan, kegigihan dan ketekunan.

Para pahlawan dahulu tak mengenal kata putus asa, mereka tak pernah berhenti hingga kemerdekaan bisa diraih. Sikap ini harus terpatri dalam sanubari seorang guru. Guru harus memiliki kemauan kuat untuk mengabdi, mengajar dan mendidik siswanya sampai tahu.

Guru tidak muda putus asa, dia tidak akan berhenti mengajar sebelum siswanya paham. Guru akan terus mendidik, membimbing dan mengarahkan hingga siswanya paham, trampil dan berakhlak.
Keikhlasan berbagi, berbagi senjata dan makanan. Hati para pahlawan tak perlu diragukan lagi.

Keikhlasan dalam berbagi sangat luar biasa. Berbagi makanan, bahkan berbagi atau memberikan senjata kepada temannya. Ini juga harus ada dalam diri seorang guru, rela berbagi ikhlas memberi. Berbagi dengan guru lainnya terkait ilmu yang diperoleh dan yang terpenting adalah memberi ilmu pengetahuan dan keteladanan kepada para siswanya dengan ikhlas.

Kejujuran. Sifat yang telah tertanam kokoh dalam diri para pejuang, dan hari ini mulai pudar. Para pejuang jujur dengan keluarganya bahwa dia mau berperang. Maka seorang gurupun haruslah jujur pada keluarganya. Guru harus jujur pada dirinya sendiri. Jujur dalam mengikuti ujian (UKG misalnya). Serta jujur dalam menyusun DUPAK untuk kenaikan pangkat.

Karena hanya guru jujur yang mampu mewarisi kejujuran kepada anak didiknya. Jangan bermimpi mewarisi kejujuran kepada anak didik dari guru yang tidak memiliki gen kejujuran. Rela berkorban, berbagi tanpa pamrih. Pengorbanan para pahlawan tak diragukan lagi. Kemerdekaan yang kita rasakan sekarang berkat pengorbanan mereka. Berkorban harta, keluarga dan bahkan nyawa.

Bagaimana dengan guru-guru kita hari ini? Saya yakin para guru juga memiliki sikap ini. Mereka bahkan rela berkorban demi anak didiknya. Ada yang mengorbankan anaknya sendiri dengan meninggalkannya di pagi buta dan menitipnya pada “penjaga”. Ada yang harus pisah dengan suaami/istrinya karena mengajar di tempat yang jauh. Ada yang setiap saat memberi makan anak didiknya yang kekurangan.

Para guru honor rela mengajar berjam-jam dalam sehari dengan upah yang belum layak (belum mencapai UMR). Karena untuk keberhasilan pendidikan mutlak dibutuhkan pengorbanan. Semakin banyak berkorban, Insya Allah akan semakin bermanfaat.

Bermanfaat bagi lingkungan dan sesama. Para pejuang nyaris tidak memikirkan dirinya sendiri. Mereka hanya memikirkan sesamanya, memikirkan anak bangsa ke depannya. Memikirkan anak cucunya. Mereka berharap anak cucunya dapat menikmati kemerdekaan. Karena itu seorang guru harus lebih memikirkan anak didiknya dari dirinya sendiri. Mereka harus berusaha maksimal menjadikan siswanya jauh lebih pintar dari dirinya.

Karena dia tahu tantangan ke depan semakin keras.
Berani, Pantang menyerah, meski bertaruh nyawa. Para pahlawan pantang mundur dalam menghadapi musuh, sekalipun berhadapan dengan senjata api. Mereka hanya memiliki dua pilihan, “Merdeka atau Mati”. Tidak ada pahlawan yang penakut dan penghianat.

Sikap ini harus menjadi contoh bagi para guru, sebagai “Pahlawan Masa Kini” dalam membangun generasi anak negeri. Guru seharusnya tidak berhenti sebelum anak didiknya paham. Guru harus terus mengajar, mendidik, membimbing, dan mengarahkan anak didiknya hingga mereka paham, trampil, dan menemukan jalannya sendiri.

Keyakinan mempertahankan kebenaran. Kegigihan seorang pejuang karena mereka yakin bahwa yang dia perjuangkan adalah kebenaran. Keyakinan akan kebenaran itulah yang semakin menguatkan jiwa raganya untuk dipertaruhkan dalam menggapai kemerdekaan. Seorang guru harus yakin bahwa yang diajarkan adalah sebuah kebenaran yang harus terus diperjuangkan hingga menemukan hasilnya.

Seorang guru tidak akan berhenti hanya sampai pada ketercapaian target kurikulum. Akan tetapi, seorang guru akan terus belajar serta mengajar hingga betul-betul anak didiknya memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mumpuni yangdapat dipergunakannya dalam mengarungi kehidupan di masa datang yang kian menantang.

Karena seorang guru tidak mau meninggalkan generasi-generasi lemah yang sewaktu-waktu bisa saja menggadaikan dirinya. Seorang guru harus yakin telah melahirkan generasi-generasi tangguh, generasi-generasi yang jujur dan pekerja keras, generasi yang berani dan pantang menyerah. Marilah kita menjadi Pahlawan masa Kini dengan berlomba-lomba menunjukkan prestasi yang membanggakan. Dengan melahirkan generasi yang mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi. Semoga!! @@

Penulis: andi lala

Komentar