SEMANGAT-KARYA.COM, Tator—Di tahun 2019, ada dua siswa SMAN 6 Tana Toraja berhasil meraih dua gelar juara, yakni juara OSN mata pelajaran Matematika dan Bioligi pada lomba OSN Tingkat Kabupaten Tana Toraja yang dihelat pada bulan februari lalu.

Kepala UPT SMAN 6 Tana Toraja Adolfina Marimbun S. Pd, M. Pd melalui wakil kepala UPT bidang kurikulum, Charles J. Mangalik S. Pd saat ditemui mengatakan, terkait prestasi siswa di sekolah ini khususnya di tahun 2019, dua orang siswanya berhasil meraih juara dalam ajang kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN).
Disebutkan, dalam ajang kompetisi OSN, mata pelajaran Matematika dan Biologi, siswa sekolah ini meraih juara II dan juara III tingkat Kabupaten pada Februari lalu. Sedangkan untuk bidang non akademik, saat ini sementara digenjot untuk melahirkn siswa yang berprestasi pula.
“Untuk Festival seni budaya pada event Lovely Desember 2018 lalu, siswa kami lolos sampai grand final di ajang Gita Bahana,” sebut Charles kepada semangat-karya.com, Selasa (3/9/2019) di SMAN 6 Tana Toraja.
Dari segi fasilitas sekolah, lanjut Charles, masih sangat minim, seperti kekurangan komputer dalam pelaksanaan UNBK dua tahun terakhir, para siswa dihimbau untuk meminjam laptop keluarga atau tetangga.
“Kami terus terang disini baru memiliki 25 unit komputer, sementara anak-anak kami tiap tahun lebih 100 orang yang ikut UNBK sehingga tidak cukup. kalau misalnya kita bagi 3 atau 4 sesi bisa sampai jam 10 malam anak-anak baru pulang ke rumah,” ungkapnya.
Tak hanya itu, menurut Charles, Rombongan Belajar (Rombel) dan mobiler kelas juga masih sangat dibutuhkan, pasalnya, ruang belajar siswa menggunakan Lab Fisika dan Kimia, termasuk juga menggunakan perpustakaan dari jumlah siswa keseluruhan 350 orang. sedangkan yang dibutuhkan 12 rombel yang saat ini baru 9 rombel.
Ia berharap, kendatipun dikatakan sekolah ini jauh dari kota atau pinggiran, dengan mengingat prestasi dan antusias siswa yang juga didukung oleh masyarakat, Pemerintah melalalui Disdik bisa memperhatikan sekolah ini khususnya di fasilitas sekolah.
“Kemudian juga di sekolah ini masih sangat kurang tenaga pendidik dan kependidikan. karena memang ada mata pelajaran yang tidak ada gurunya, contoh pelajaran Sejarah, guru yang kita ambil itu bukan pada jurusannya, tapi terpaksa kita ambil karena kebetulan juga dia siap. jadi memang ini menjadi keluhan kami juga,” tambahnya. (inf)
Reporter: arie kasih
Komentar