SEMANGATKARYA.CO, Luwu Utara — Jika ingin melihat sebuah daerah itu maju, maka lihatlah seberapa banyak inovasi yang dilahirkan yang berujung pada peningkatan pelayanan publik di daerah tersebut. Bolehlah Luwu Utara disebut salah satunya. Pasalnya, komitmen kuat pimpinan di daerah ini tak perlu diragukan lagi dalam mendorong lahirnya inovasi demi inovasi.
Inovasi terbaru sektor Peternakan kembali hadir. Nama inovasinya unik, ma’paraka-ma’paraka manuk. Inovasi ini bertujuan mewujudkan sistem pemeliharaan ayam kampung melalui upaya ma’paraka-ma’paraka manuk. “Inovasi ini kami beri nama ma’paraka ma’paraka manuk untuk mengoptimalkan pemeliharaan ayam kampung,” kata Kasi Non Ruminansia, Rusdianto.
Apa yang diharapkan dari inovasi ini? Ia menyebutkan inovasi ini akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, khususnya peternak. Selain itu, kata dia, tersusunnya standar kandang, pakan, DOC, kesehatan, dan kebutuhan rumah makan. “Ayam yang dijual ke rumah makan itu umurnya 3 – 4 bulan dengan berat 0,85 – 1,25 kg/ekor,” sebutnya.
Berapa harga ayam kampung per ekornya? Rusdianto menyebutkan bahwa harganya per ekor itu bisa mencapai Rp 35.000 – Rp 50.000 per ekor. “Alhamdulillah, dari inovasi ma’paraka-ma’paraka manuk ini lahir sebuah perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara peternak dan pemilik rumah makan,” terang Rusdianto. (LH/w2)
Komentar