Luwu Utara — Tengkes atau stunting sudah menjadi isu prioritas nasional di pemerintahan Presiden Joko Widodo, sehingga dibutuhkan langkah percepatan untuk mengatasinya. Target 14 persen penurunan stunting di tahun ini diharapkan segera diwujudkan melalui berbagai langkah penanganannya di semua level pemerintahan, termasuk pemerintahan desa.
Salah satu desa yang saat ini tengah menggenjot penurunan stunting sampai zero stunting adalah desa Mukti Jaya, Baebunta Selatan. Ada empat intervensi atau strategi yang dilakukan desa ini, yaitu meluncurkan program Wisata Posyandu, menganggarkan pemberian makanan tambahan ke dalam APBDes, menggelar Pelatihan Pijat Bayi, serta Pelatihan ANC Hipnoterapi.
Kepala Desa Mukti Jaya, Muhammad Yusuf, mengungkapkan, saat ini ada empat kasus stunting di desanya yang diharapkan dapat ditangani dengan cepat, sehingga zero stunting bisa diwujudkan. “Saat ini, ada 4 bayi kena stunting. Insya Allah, dengan intervensi yang kita lakukan, kita berharap tahun ini bisa zero stunting,” kata Yusuf, Senin (11/3/2024), di desa Mukti Jaya.
Yusuf mengatakan, salah satu persoalan utama stunting adalah bagaimana meningkatkan jumlah kunjungan ibu hami dan anak balita ke posyandu. Untuk itu, inovator Warkop Indah ini membuat terobosan dengan meluncurkan program Wisata Posyandu. “Terkait fasilitas posyandu, kami terus benahi, di antaranya sarana permainan anak atau wahana bermain anak,” jelasnya.
Yusuf berharap, dengan adanya sarana permainan anak atau wahana bermain anak di Posyandu, maka para ibu dan anak balita-nya makin rajin ke Posyandu. “Temanya nanti ya seperti Wisata Posyandu begitu, sehingga ini nanti kita harapkan dapat menjadi motivasi buat ibu-ibu dan anak-anak untuk lebih rajin lagi datang ke posyandu-posyandu terdekat,” harap Yusuf.
Tak kalah pentingnya, kata dia, adalah dengan melakukan intervensi anggaran melalui APBDes berupa pemberian makanan tambahan (PMT). “Intervensi lain yang kami lakukan adalah dengan menganggarkan untuk pemberian makanan tambahan sesuai rekomendasi Dinas Kesehatan dan Puskesmas Lara I. Ini sudah kami anggarkan dalam APBDes TA 2024,” ungkapnya.
Intervensi lainnya, lanjut dia, adalah menggelar Pelatihan Pijat Bayi. “Yang menarik yang tidak dilakukan desa-desa lain di Luwu Utara untuk pencegahan stunting adalah kami melakukan pelatihan pijat bayi. Pelatihan seperti ini belum pernah dilakukan di desa lain. Pelatihan ini untuk kader kami, dengan sasaran utamanya adalah para penderita stunting,” terang dia.
Selain pelatihan pijat bayi, pihaknya juga akan menggelar Pelatihan ANC Hipnoterapi. Mendengar ANC Hipnogerapi, tentu tidak asing lagi bagi masyarakat di kabupaten Luwu Utara. Mengingat ANC Hipnoterapi adalah salah satu inovasi yang diakui di tingkat nasional dengan diterimanya penghargaan TOP 40 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Nasional pada 2018 lalu.
“Sama pelatihan pijat bayi, pelatihan ANC Hipnoterapi ini juga pertama kali dilakukan di Luwu Utara, khusus tingkat desa. Ini untuk pencegahan ibu hamil agar bisa melahirkan bayi yang sehat. Karena kita ketahui pencegahan itu lebih baik dari penanganannya atau penyembuhan dari stunting itu sendiri,” jelas Kades yang memang dikenal sebagai pemerhati inovasi ini.
Dikatakannya, Pelatihan ANC Hipnoterapi juga sekaligus upaya menjaga keberlanjutan inovasi ini. “Ibu Bupati sering menyampaikan agar ANC Hipnoterapi harus dijaga keberlanjutannya. Karena memang berdampak positif terhadap ibu hamil, utamanya dalam mengatasi emesis. Emesis ini kan berdampak pada kurangnya nafsu makan, yang berimbas pada pertumbuhan janin yang dikandung ibu hamil, sehingga dengan pelatihan ini, hal itu bisa diatasi,” tandasnya. (LHr)