oleh

Proyek Perubahan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Suku Bajo di Desa Lawata

-Desaku-336 views

Lasusua-Semangatkarya.com-Suku Bajo yang sebagian besar menghuni wilayah pesisir pantai di Indonesia, kini tidak bisa lagi dipandang sebagai etnis terpencil dan komunitas terbelakang dalam segala hal. Namun, mereka harus mendapatkan perlakuan sama serta diberi ruang dan akses untuk mengembangkan diri melalui potensi SDM yang dimiliki agar dapat berpartisipasi aktif lebih jauh dalam berbagai kegiatan pembangunan bangsa.

Paradigma pemikiran baru di atas ini telah dianut dan diaktualisasikan acara nyata oleh Masmur, SS, M.Si, salah seorang putra terbaik daerah Kolaka Utara yang kini concern menjadikan Suku Bajo di Desa Lawata, Kecamatan Pakue Utara, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai proyek prestesius binaan dan pemberdayaan masyarakat pesisir pantai di Kolaka Utara menuju kampung atau pemukiman Suku Bajo yang ramah lingkungan dan kedepan, sambungnya, akan berkoneksi langsung dengan sekfor pariwisata dan usaha kuliner.

“Dalam upaya memberdayakan suku Bajo di Desa Lawata, saya memberi judul Proyek Perubahan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Kolaka Utara. Suku Bajo memiliki potensi diri menarik diteliti, dikembangkan dan diberdayakan dengan menyajikan pemikiran yang obyektif dan konstruktif sebagai etnis kecil yang ada di Kolaka Utara, ” ujar Masmur yang juga Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kolaka Utara.

Tidak hanya itu, kalimat bertuliskan BaKAT BAJOKU yang sudah beredar dan viral videonya di Youtube yakni Bangkitkan Komunitas Adat Terpencil Suku Bajo Kolaka Utara mengandung makna filosofis amat mendalam, makanya saya memberi judul kegiatan pemberdayaan ini sebagai proyek perubahan, bangkitkan komunitas adat tepencil suku Bajo Kolaka Utara.

Masmur yang kandidat Doktor UHO Kendari pada Konsentrasi Manajemen SDM menyebutkan ada empat kegiatan pemberdayaan bagi Suku Bajo yang sedang digarap di Dusun 1 Desa Lawata adalah Pengadaan Rumpon Desa berfungsi sebagai tempat ikan laut bertelur yang bahannya dari daun kelapa serta biayanya murah meriah dan ramah lingkungan; Pembinaan sanggar seni dan budaya; Pojok literasi (baca) desa bagi anak usia sekolah berjumlah 34 orang; dan Pengadaan air bersih bawah tanah melalui sumur bor. “Keempat proyek perubahan itu mulai dikerjakan sejak April 2021 sudah termasuk masa survey lapangan dan kini progresnya jalan terus bahkan hasilnya pun mulai dirasakan warga Dusun 1 Desa Lawata dengan jumlah 67 kepala keluarga terutama air minum yang selama ini menjadi problem karena pihak PDAM di Desa Lawata kurang mampu memenuhi kebutuhan air minum, mencuci dan mandi bagi warga Suku Bajo di Desa Lawata.

Meski kebutuhan air minum mereka sudah teratasi, namun kedepannya menurut dia masih perlu dioptimalkan dan dimaksimalkan dengan upaya penambahan mesin bor dan tempat penampungan air bersih yang bersumber dari bawah tanah. “Kami hadir di sana bersama dan berbaur dengan warga suku Bajo tak lebih sebagai tanggung jawab moral dan bentuk pengabdian nyata kepada daerah Kolaka Utara dan bangsa,” tandas alumnus S2 Unhas 2004 Bidang Komunikasi ini.

Sukses Masmur mengembangkan proyek prestesiusnya di ujung wilayah Kabupaten Kolaka Utara itu, dengan menggunakan dana swadaya murni sebesar kurang lebih Rp 40 juta, juga proyek perubahan pemberdayaan masyarakat pesisir pantai Kolala Utara dapat dipaparkan dihadapan para pengajar dan penguji pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II, Angkatan IX Puslatbang Lembaga Administrasi Negara (LAN) Tahun 2021 di Makassar baru saja ini.

Di sela sela kesibukannya sebagai kepala OPD dengan pangkat eselon II lingkup Pemkab Kolaka Utara, ia juga menyempatkan diri melakukan penelitian di Desa Lawata dengan judul “Perubahan Adaptik Masyarakat Suku Bajo dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia di Desa Lawata Kolaka Utara’. ** darwis jamal takdir**