oleh

Ribuan Petani Luwu Utara Merana Akibat Harga Sawit Anjlok, Pencabutan Pupuk Bersubsidi Minta Dibatalkan

-Desaku-136 views

Luwu Utara-Semangatkarya.com. Para petani sawit di Kabupaten Luwu Utara dalam kondisi sulit dan hidup merana lantaran harga sawit anjlok. Kondisi itu, juga diperparah setelah pemerintah mencabut pupuk bersubsidi. Seperti halnya yang terjadi di tiga desa yakni, Desa Pao Macang, Desa Lino dan Desa Subur kecamatan Sukamaju Selatan, Kabupaten Luwu Utara.

Sesuai infornasi yang diperoleh wartawan SK di lapangan menyebutkan tercatat sekitar 2000 petani sawit merana dengan estimasi lahan seluar 10.609 hektare. Semua terdampak pada pemutusan pupuk subsidi oleh pemerintah mengakibatkan petani sawit sulit untuk membiayai hidup mereka lantaran harga sawit pun anjlok dari harga 3100/kg dan kini turun menjadi 500/kg.

“Warga petani saat ini menangis lantaran anjlokx harga sawit Hingga 500/ perkilo TBS(Tandan Buah Sawit) dari harga 3100/kg sebelum ini, terlebih setelah pupuk bersubsidi untuk kalangan petani sawit dicabut oleh pemerintah. Hal ini benar-benar menjadi musibah besar bagi petani sawit sebab ibarat kata sudah jatuh ketimpah tangga pula, sudah harga sawit murah. Bahkan subsidi pupuk juga ikut dicabut menyebabkan warga saat ini sangat menderita, “ungkap salah seorang kades di Kecamatan Sukamaju Selatan yang menolak disebut namanya.

Menanggapi hal tersebut sejumlah LSM dan Tokoh Masyarakat meminta kepada pemerintah agar kebijakan pencabutan subsidi pupuk untuk komoditi sawit dapat ditinjau kembali. Sehingga para petani sawit tidak merasakan dampak penurunan harga sawit cukup signifikan tersebut.

Sementara itu, Kades Lino, Ali Baba berharap agar pemerintah memperhatikan nasib para petani sawit khususnya yang ada di wilayah desanya. Sebab, para petani Desa Lino mayoritas bergantung pada sawit sekitar 95 persen diantaranta adalah petani sawit.

“Kami berharap pemerintah pusat mempertimbangkan kembali pencabutan subsidi pupuk untuk petani sawit. Apalagi warga kami yang menggantung dari hasil kelapa sawit. Bila perlu lebih baik subsidi yang lain dicabut misalkan BLT BBM dan sejenis dicabut daripada pupuk karena ini menyangkut keberhasilan petani swit di daerahnya, ” jelas Kades Lino yang bersuara mewakili dua desa lainnya yang sangat merasakan dampak dari pemutusan subsidi pupuk untuk petani sawit.

Menurut Ali Baba ada
sekitar dua ribuan kepala keluarga yang hidupnya bergantung pada pertanian sawit di tiga desa tersebut merasakan sangat menderita akibat dampak dicabutnya pupuk subsidi dan terlebih anjloknya harga Tandan Buah Sawit (TBS) sekitar 3 bulan terakhir ini.

Terhadap masalah ini, Ali Baba menawarkan solusi untuk membantu para petani dari keterpurukan hasil pertanian sawit adalah mengembalikan kebijakan pemerintah terkait pencabutan pupuk subsidi dan mengangkat kembali harga TBS menjadi normal. “Lebih baik subsidi lainnya dicabut dari pada subsidi pupuk dicabut justru petani sawit makin menderita di daerah ini,” tandas Ali Baba.

Laporan : Imam Arib