oleh

Sertu Hasyim Syam, Babinsa Panciro Tiga Era Pemerintahan Kian Dicintai Warga

-Opini-446 views

SEMANGATKARYA.COM, Gowa – Hasyim Syam, prajurit TNI (Tentara Nasional Indonesia) dengan pangkat terakhir Sarsan Satu (Sertu) yang mendapat tugas dan jabatan dari Kodim 1409 Gowa sebagai Babinsa (Bintara Pembina Desa) Panciro, Kecamatan Bajeng selama kurang lebih 12 tahun. Dia mendedikasikan dirinya sebagai
Babinsa Panciro pada tiga era pemerintahan desa yakni pemerintahan Kades Hasanuddin Ahmad Dg Pali, S.Pd (2008-2014) Pjs Kades Taufiq M Akib, S.STP, M.Si (2014-2016) hingga Kades Anwar Dg Malolo, SE (2017-2023).

Kini putra Bajeng kelahiran 10 Juli 1969 silam segera memasuki masa pensiun di TNI AD rencana terhitung Agustus 2021 ini. Dia lebih memilih agak cepat pensiun dari prajurit TNI dengan harapan sisa-sisa hidupnya dapat dinikmati bersama keluarga dan fokus beribadah kepada Allah SWT. Pada hal dia masih berpeluang bisa menambah setahun lagi masa pengabdiannya apabila atasannya dapat meminta atau membutuhkan tenaganya sebagai Babinsa. Apalagi, lanjut dia, belum keluar Surat MPP (Mempersiapkan masa Pensiun) miliknya dari institusi TNI.

,”Sesuai aturan bahwa prajurit TNI hendak memasuki masa pensiun untuk pangkat Sertu dengan usia maksimal 53 tahun ada prosedural yang harus dilalui dengan sebutan MPP, itu paling cepat diurus setahun sebelum berakhir masa aktif di institusi TNI. Selain alasan usia telah mencapai 53 tahun, juga saya sudah mengajukan gsurat permohonan untuk tidak lagi diperpanjang sebagai Babinsa Panciro kepada pimpinan saya sendiri yakni bapak Koramil Bajeng, saya pikir sudah cukup waktu telah mengabdi kepada bangsa dan negara, “ujar Hasyim Syam di rumah kediamannya di Jln Poros Sungguminasa-Takalar.

Hasyim Syam yang pernah bertugas di wilayah toritorial Kodam Siliwangi menuturkan, ada kesan pimpinannya belum mau melepas dirinya sebagai Babinsa Panciro mengingat tugas tugas Babinsa kini akan datang amat vital dan strategis. Apalagi warga Desa Panciro sendiri cukup majemuk, kritis dan dinamis. Namun, karena pertimbangan keluarga dan usia juga yang sudah di atas kepala lima, dirinya mau fokus beribadah kepada Allah, “tandas Hasyim Syam dengan nada merendah.

Bukan hanya pimpinannya belum rela melepas prajurit TNI jebolan pendidikan Bintara di Rindam Pakatto 1988 lalu. Tapi juga warga/masyarakat Desa Panciro sepertinya belum mau melepas kepergian Hasyim Syam selaku Babinsa Panciro. Soalnya Hasyim Syam di mata warga Desa Panciro adalah sosok aparat TNI yang bersikap tegas, memiliki sifat
humanis dan berhati lembut. Takdir Ilahi Dg Naba, salah seorang tokoh pemuda Desa Panciro mengaku kaget kalau Hasyim Syam tidak lagi menjabat Babinsa Panciro.

“Saya benar benar merasa kehilangan kalau pak Hasyim Syam pergi meninggalkan kita semua, dia sosok panutan, dekat serta dicintai warga karena kelembutan hatinya dalam memberikan mediasi dan sikap persuasif yang baik kepada warga dalam menyelesaikan berbagai sengketa atau perkara yang menimpa warga Desa Panciro, “ungkap Takdir Naba yang juga anggota BPD Panciro.

Apa yang diungkapkan Takdir Naba, juga diakui Hasyim Syam sendiri. Bahkan, dia mengatakan selama kurang lebih 12 tahun mengemban tugas dan jabatan sebagai Babinsa, rasanya sudah menyatu dengan kebaikan serta faham karakter dan watak warga Desa Panciro.yang begitu baik, rensponsif dan dalam suasana penuh kekeluargaan serta punya makna amat mendalam. “Sambutan dan respon poisitif warga Desa Panciro terhadap saya sejak menjabat Babinsa luar biasa. Itu juga yang membuat terasa berat pamit, saya mau bilang apalagi kepada warga Desa Panciro dan rasanya tidak bisa lagi terlukis dalam kata kata kecuali kebaikan yang mempersatukan saya dengan warga Desa Panciro. Tugas dan jabatan boleh meninggalkan kita, tapi hubugan silaturahim saya pribadi dengan warga Panciro
jangan pernah putus terutama pemerintah desa Panciro,” Hasyim Syam yang pernah menjabat Babinsa Bone dan Babinsa Bontosunggu.

Karena itu, ia menyampaikan pesan siapa pun yang menjadi Babinsa Panciro pasca pengganti dirinya, bangun