oleh

Waga Desa Panciro Diajar Bikin Kue dari Tempe

-News-320 views

SEMANGATKARUYA.COM – Gowa, Tempe yang selama ini dikonsumsi masyarakat luas Indonesia sebagai salah satu menu lauk pauk sajian makanan pokok, setelah diteliti para ahli gizi ternyata memiliki kandungan nutrisi yang tinggi setara dengan daging ayam atau daging sapi. Menariknya lagi, tempe bisa diolah menjadi berbagai jenis kue seperti kukis, bronis, bapao (pawa-red) dan selei dengan proses pembuatan yang mudah, sederhana serta biaya relatif murah.

Pandangan ini dikemukakan Dr Widodo, M.Pd, M.Kes, salah seorang pengajar tata boga Jurusan Pendidikan Kesejahtraan Keluarga (PKK) pada Fakultas Teknik UNM Makassar pada acara Pembukaan Pengabdian kepada Masyarakat Terpadu Angkatan V oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UNM di Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Sabtu 3 Juli, Gedung Wisata Kampar Panciro.

Hadir dalam kegiatan ini yakni Kepala LP2M UNM Prof Dr Ir. Bakhrani Rauf, MT, Kepala Pusat Teknologi Tepat Guna UNM Dr Syamsidah, M.Pd, Camat Bajeng diwakili Kasi Trantib Saenal Abidin, SE, Kades Panciro Anwar Malolo,SE, Direktur Wisata Kampar Ir Nasran Natsir serta diikuti sebanyak 64 orang peserta praktek tata boga umumnya ibu ibu pengrajin tempe, unsur PKK Panciro dan pelaku UKM khusus produksi kue kering se-Desa Panciro

Widodo yang juga Koordinator Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Terpadu, LP2M UNM dan Ketua Umum Perhimpunan Tempe Sulsel menjelaskan, dipilihnya Desa Panciro sebagai lokasi pengabdian terpadu oleh pihaknya. Selain, Panciro punya banyak pengrajin tempe, juga terdapat pelaku UKM khususnya produksi kue kering dan roti banyak di desa ini, sehingga pihaknya dapat membantu melakukan interaksi dengan warga Desa Panciro terutama bagaimana cara membuat berbagai jenis kue yang bahan bakunya berasal dari tempe kepada ibu-ibu yang hadir dalam kegiatan tersebut. “Pengabdian serupa kami sudah lakukan di sejumlah daerah seperti Soppeng, Barru dan Gowa meliputi tiga
desa dan dua diantaranya di Kecamatan Tinggi Moncong dan Desa Panciro di Kecamatan Bajeng,” sebut Prof Rakhbani Rauf, Kepala LP2M UNM saat membuka kegiatan tersebut.

Baik Camat Bajeng maupun Kades Panciro mengaku berterima kasih sekaligus menyampaikan apresiasinya kepada pimpinan Universitas Negeri Makassar khususnya Kepala LP2M memilih Desa Panciro sebagai lokasi pengabdian kepada masyarakat secara terpadu ini. Kalau perlu, harap keduanya, kegiatan seperti ini dapat berlanjut terus karena manfaatnya sangat besar bagi peningkatan kesejahraan ekonomi warga terutama mendorong pengrajin tempe dan produksi kue dapat lebih bergairah di tengah kelesuhan ekonomi nasional akibat Covid-19 hingga kini belum ada tanda tanda kapan pendemi tersebut berakhir.

Malah Anwar Malolo berpendapat, kehadiran para insan kampus terutama jajaran pimpinan LP2M UNM bersama segenab dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik kali ini di Panciro sangat positif bagi pemerintah dan warga Desa Panciro. “Ini juga sebagai bentuk sinergitas yang baik antara dunia kampus dan masyarakat desa Panciro. Salah satu indikator suatu masyarakat yang maju apabila telah dimasuki atau didatangi pihak dari perguruan tinggi. Sebab di kampus maupun perguruan tinggi tempatnya berkumpul orang orang pintar dan cerdas untuk memberikan ilmunya kepada masyarakat dalam bentuk pengabdian “ungkap mahasiswa S2 Program Sarjana Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar ini.

Selain LP2M Universitas Negeri Makassar yang menjadi mitra sinergi dan kerja sama dengan Pemerintah Desa Panciro dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, sebelumnya juga terjalin dengan baik yakni UIN Alauddin Makassar, UMI Makassar dan Universitas Muhammadiyah Makassar ( Unismuh). Bahkan, perguruan tinggi yang terakhir ini melalui Prodi Komunikasi telah menjadikan Panciro sebagai desa binaan dalam pengembangan informasi desa berbasis digital di Sulsel khususnya Kabupaten Gowa. **darwis jamal takdir**