SEMANGATKARYA.COM, Kolaka Utara – Farid Imam Hakim (16), satu diantara dari 110 santriwan dan 60 santriwati Madrasah Tahfizh Al-Qur’an Markaz (MTM) Imam Malik yang diwisuda untuk Angkatan V Tahun Ajaran 2021/2022 pada Ahad 22 Mei 2022, bertempat di Hotel Four Point, Jalan Landak Baru, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, Farid Imam Hakim pernah menjadi santri dan mondok di Pondok Pesantren Darul Istiqamah Katoi, Kolaka Utara (Kolut) selama dua tahun untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah dan tahun ketiga (2021) pindah di Madrasah Tahfizh Al-Quran Markaz Imam Malik di Jalan Tamangapa Raya, Makassar.
Di lembaga pendidikan dan hafalan Al-Quran yang dibina oleh pentolan Wahdah Islamiyah dengan kualifikasi sarjana pendidikan Al-Quran dari jebolan Timur Tengah, Farid Imam Hakim bersama rekan-rekannya dari berbagai penjuru Kawasan Timur Indonesia (KTI) menambah hafalan Kitab Suci Al-Qur’an. “Farid sendiri mampu menyelesaikan tiga juz hafalan Al-Qur’an dalam tempo satu tahun di Madrasah Tahfizh Al-Quran Markaz Imam Malik Makassar, ‘ujar Ayah Farid, Kasrul Kurais, S. Sos bersama ibunya Fitrawati, S.Pd, M.Pd yang menghadiri sekaligus mendampingi putranya saat wisuda Hafizh Al-Quran di Hotel Four Point Makassar.
Farid Imam Hakim yang lahir 11 Nopember 2007, anak kedua dari empat bersaudara dimata kedua orang tuanya (Kasrul Kurais/Fitrawati adalah anak yang cerdas, jujur, sabar dan rajin shalat. “Potensi menjadi anak yang shaleh pada diri Farid mulai terlihat sejak kecil. Makanya, kami orang Farid tidak salah menyekolahkannya di sekolah yang kuat basic keagamaannya seperti pondok pesantren dan lembaga thahfizhul-Qur’an, “ungkap Kasrul yang kini menjabat Kepala Bidang Penanganan Keluarga Miskin, Dinas Sosial Kabupaten Kolaka Utara.
Sukses Farid menjalani pendidikan agama Islam khususnya hafal Al-Qur’an tiga juz di Madrasah Tahfizh Al-Qur’an Markaz Imam Malik selama setahun yang setara dengan tingkat Madrasah Tsanawiyah. Kasrul mengaku, tak lepas dari dorongan kuat dari kakek Farid sendiri H Kurais yang kini menghabiskan sisa usianya lebih fokus beribadah dan aktif menjadi jamaah tetap masjid Kampus Pondok Pesantren Darul Istiqamah Maros Cabang Mala-Mala.
Bukan hanya pihak kakek dari ayah Farid yang memberi dukungan kepada cucunya. Namun, Kasrul juga mengaku, dorongan yang sama datang dari kakek pihak ibunya. “Apalagi pembina Madrasah Tahfizh Al-Qur’an Markaz Imam Malik di Makassar ada hubungan keluarga dengan kakeknya atau ibunya Farid (Fitrawati-red) di Bulukumba. Di samping biaya masuk di Markaz Imam Malik Makassar cukup besar antara 16 sampai 20 juta rupiah engkap fasilitas belajar, “beber Kasrul yang alumnus Fakultas Isipol Universitas 45 Makassar.
Sebagai orang tua, menurut Kasrul patut bangga terhadap anaknya yang tahun ini tamat di Madrasah Tahfizh Al-Quran Markaz Imam Malik Makassar. Farid sudah punya modal walau belum pada puncak pendidikan tinggi. Tapi minimal sudah bisa membentengi dari pengaruh budaya sekular serta mengantisipasi dampak teknologi dan informasi yang kerap menggrogoti akidan dan iman.
Dalam pangamatan dia, kini dikenal
zaman edan kalau anak atau generasi umat dan bangsa tidak dibekali pendidikan agama yang cukup, maka mereka akan kebablasan serta tergilas dengan zaman pula. “Keinginan Farid ke depan mau lanjut di SMA, yang penting sudah punya modal hafal Al-Qur’an minimal jadi imam dalam memimpin shalat rawatif,” pungkas Kasrul Kurais.
Laporan : darwis jamal takdir