Luwu Utara — Menjelang Idulfitri 1444 H, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, melantik dan mengambil sumpah 34 pejabat fungsional guru sebagai kepala sekolah, dengan rincian 28 orang dilantik sebagai Kepala UPT SD Negeri, dan 6 orang sebagai Kepala UPT SMP Negeri.
Pelantikan dan Pengambilam Sumpah 34 Kepala Sekolah ini dilaksanakan di Aula La Galigo, Senin (17/4/2023), dan dihadiri Ketua DPRD Drs. Basir, Asisten III Bidang Administrasi Umum M. Asyir Suhaeb, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Misbah.
Kepala sekolah yang dikukuhkan harusnya berjumlah 39 orang. Namun, empat orang dilaporkan sakit dan satu orang berhalangan hadir. Lima orang kepala sekolah yang urung dilantik ini, kemudian akan dijadwalkan ulang untuk dilantik dan diambil sumpahnya.
Indah tak hanya melantik 34 kepala sekolah, tetapi juga melakukan mutasi 133 guru, yang terdiri dari tiga guru TK, 99 guru SD dan 31 guru SMP. Mutasi dilakukan untuk mengoptimalkan akses guru dalam memberikan edukasi dan pelayanan pendidikan di Luwu Utara.
“Jadi, ada 133 tenaga guru, mulai dari TK, SD sampai SMP yang kami mutasi bersamaan dengan SK Pengangkatan dan Pengukuhan Kepala UPT ini,” ungkap Bupati Indah Putri Indriani dalam sambutannya di hadapan para kepala sekolah yang baru diambil sumpahnya.
Ia mengakui, tugas kepala sekolah tidak mudah dan tidak sedikit. Salah satu fokusnya adalah pendidikan bagi anak usia sekolah. “Saya imbau kita semua agar lebih aktif memperhatikan penduduk usia sekolah yang berada di wilayah sekolah masing-masing,” ucap Indah.
“Salah satu PR kita adalah memastikan bahwa penduduk usia sekolah mulai dari usia sekolah TK/PAUD, SD, SMP betul-betul telah mengenyam pendidikan. Jadi bapak-ibu jangan lagi pasif hanya menunggu siswa mendaftar di sekolah,” ucap Indah menambahkan.
Ia juga meminta kepala sekolah dapat melakukan komunikasi efektif dan koordinasi aktif dengan pemerintah desa dan kelurahan di wilayah masing-masing untuk memastikan bahwa seluruh penduduk usia sekolah telah terdaftar dan mengikuti pembelajaran.
Dikatakan Indah bahwa sektor pendidikan menjadi salah satu indikator terbesar yang memengaruhi tinggi-rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah. “IPM kita membaik atau tidak, itu 97% ditentukan oleh sektor pendidikan,” terangnya.
Selain pendidikan, lanjut dia, dua indikator lain yang menjadi penentu dalam IPM adalah sektor kesehatan dan daya saing. “Dari 100%, 97% diisi oleh sektor pendidikan. Jadi, bisa dibayangkan berapa besar dampak sektor pendidikan terhadap IPM kita. Apalagi ini merupakan indikator global, bukan indikator nasional saja,” tandasnya. (ZJA/LH)