oleh

Masya Allah! Siswa SD Katokkoan Ini Ceramah di Hadapan Ustaz KH. Fikri Haikal MZ

Luwu Utara — Jika Anda yakin mampu melakukannya dengan baik, jangan ragu, segera lakukan karena kesempatan biasanya tidak datang dua kali. Ujar-ujaran ini yang kemudian mengilhami siswa sekolah dasar yang dengan keberaniannya unjuk kemampuan berceramah di hadapan ulama nasional, ustaz KH. Fikri Haikal MZ, yang tak lain adalah putra mendiang KH. Zainuddin MZ, da’i kondang sejuta umat.

Adalah Arfan Fayyat Shadewo, siswa kelas 5 SDN 097 Katokkoan Masamba, yang mengambil peluang tersebut untuk berceramah langsung di hadapan ustaz KH. Fikri Haikal MZ sebelum pelaksanaan Halalbihalal Akbar BKMT Luwu Utara, Selasa (2/5/2023), di Lapangan Desa Batu Alang, Sabbang Selatan. Arfan Fayyat Shadewo yang akrab disapa Dewo ini berdakwah dengan judul ceramah “Cinta Terbagi Tiga”.

“Ustaz, saya mau ceramah, mohon nanti dikoreksi, ustaz,” ucap Dewo memohon izin kepada sang ustaz. Sambil tersenyum, ustaz Fikri mempersilakan Dewo berceramah. Sekira kurang lebih tujuh menit, Dewo berceramah dengan intonasi suara yang begitu lantang. Sang uztaz juga terlihat khusyuk mendengar kata demi kata, kalimat demi kalimat, ayat demi ayat, yang keluar dari mulut sang calon pendakwah tersebut.

“Kita lahir karena cinta, kita hidup mencari cinta, dan kita mati karena dahsyatnya cinta”. Ini adalah kalimat pengantar dari isi ceramah Dewo siang itu. Rupanya kalimat ini hanya sebagai daya tarik dari isi ceramah berikutnya. Inti ceramah Dewo adalah bagaimana manusia mampu menerjemahkan arti cinta sesungguhnya. “Adapun cinta yang saya maksud adalah cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, dan cinta kepada orangtua,” Dewo melanjutkan.

Dewo pun mengalir dengan ceramahnya. Ia terlihat tak mau tampil mengecewakan di hadapan sang ustaz kondang tersebut. Nada suara diatur dengan baik. Beberapa penekanan ia lakukan, salah duanya di bagian mukaddimah dan penutup. Dewo juga terlihat seperti ingin meniru mendiang KH. Zainuddin MZ dalam berceramah, dan itu terlihat berhasil. Alhasil, Dewo sukses membuat ustaz Fikri Haikal MZ terkesima.

“Masya Allah, sudah bagus, sudah pas. Sudah dapat semuanya. Tinggal nanti biarkan waktu yang membentuk karakter dan ciri khasmu. Biarkan berproses, terusin ya, Nak,” ucap Fikri sambil tersenyum. Ia mengatakan, yang terpenting dalam menyampaikan pesan-pesan agama adalah meyakini dulu kebenaran apa yang disampaikan ke jemaah. “Kalau kamu yakini itu benar, maka sampaikan dengan lantang dan percaya diri,” ucapnya.

“Jangan hiraukan orang-orang yang gak peduli, kau tetap harus berkonsentrasi menyampaikan kebenaran. Keberanianmu sudah ada, tinggal nanti diasah terus saja,” sambungnya. Fikri menyebutkan, untuk mengasah kemampuan berdakwah seseorang memang harus dilakukan sejak dini. Baru kemudian nanti dibina di lingkungan pondok pesantren. “Tinggal nanti lebih menajamkannya di pondok pesantren ya, Nak,” pintanya.

“Insya Allah, di sana nanti akan terbentuk karaktermu. Kamu sudah bagus, punya talenta, punya bakat. Namun, saya ingatkan, kamu harus melewati proses dulu, karena tidak bisa sim salabim,” ucap Fikri menambahkan. Maksud ustaz yang acap kali tampil di tvOne ini adalah bahwa Dewo harus mengambil jalan antri, tak boleh melewati antrian yang ada.

“Sekarang jalan kamu sudah tepat, sudah masuk antrian, tetapi jangan nyela, apalagi mundur. Kamu harus ngikutin proses, harus sabar dengan proses yang ada. Keberanianmu luar biasa. Kamu sudah percaya diri. Itu modal kamu nanti, tinggal kamu akan diasah dan dibentuk di lingkungan pondok pesantren,” pungkasnya. Saat ustaz memberi masukan, tetiba terdengar panggilan agar ustaz segera memasuki lapangan, tempat kegiatan halalbihalal dilaksanakan. Sang ustaz dan Dewo pun memasuki lapangan berbarengan (LH)