SEMANGATKARYA.COM, Palopo— Kini Pemerintah Kota Palopo sedang membuat perhitungan skala prioritas bahwa mulai tahun depan tak ada lagi gedung sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan di daerah ini. Semua sekolah mulai tingkat SD sampai SMP Negeri sudah harus menggunakan bangunan permanen. Termasuk gedung SD di daerah pinggiran pengunungan Palopo seperti di Minjana, Tandung dan Siguntu, semua sudah bangunan permanen.
Demikian Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Palopo, Asnita Darwis, S.STP. Kondisi sekolah negeri yang sangat memprihatinkan sudah tidak ada di Palopo. Sekolah papan sudah tidak ada, semua sudah lantai tembok. Tapi kalau sekolah yang kondisinya rusak ringan, masih ada beberapa di sejumlah titik dalam wilayah Kota Palopo, ucap Asnita yang juga Sekretaris Disdik Palopo usai membuka secara resmi Review Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Mandiri SMPN 1 Palopo Tahun Pelajaran 2019/2020, baru saja ini.
Sementara itu, Kasi PTK Disdik Palopo, Hasruddin SPd, jumlah SD negeri di Palopo sebanyak 65 unit. SMP negeri 14 dan SMP swasta 10 unit. Sedangkan pantauan media ini di Sekolah Dasar Negeri di kota ini tampak masih ni sangat representatif. Ruang cukup luas kira-kira seluas tiga kelas, ruang kepala sekolah terpisah. Begitu pun Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Perpustakaan, ruang OSIS, masing-masing memiliki ruang tersendiri.
Menurut Kepala SMPN 1 Palopo, Suwarnita Sago Gani SE MM, jumlah kelas 28 dengan total siswa 919 orang. Rasionya 32 siswa per kelas. Kemudian jumlah guru 53 orang dan staf tata usaha 10 orang.
Sebelumnya dilansir, Asesor Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) Sulsel, Aris Pangerang SH MH menyatakan prihatin dengan sarana prasarana pendidikan di Luwu Raya yang masih minim.
Beberapa sekolah cukup memprihatinkan. Sarana dan prasarananya kurang memadai, seperti ruang kelasnya. Ada ruang multifungsi, dijadikan sebagai ruang belajar, ruang unit kesehatan sekolah, ruang OSIS, dan ruang perpustakaan. Tenaga pendidik juga ada kurang, namun ada pula yang banyak alias tidak merata. **
Sumber: pp/hms
Editor : Darwis Jamal takdir
Komentar