oleh

Terungkap di Rakor Setdakab Toraja Utara, ini Penjelasan Asisten I

-Eksecutif-246 views

SEMANGAT-KARYA.COM, Torut – Program Pemerintah Daerah Toraja Utara untuk mewujudkan kawasan bebas kumuh, mendapatkan respon serta dukungan yang baik dari masyarakat. Setelah mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp 3,5 Milyar untuk program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), yang terbagi pada 2 kelurahan yaitu kelurahan Rante Pasele sebesar Rp 1,5 M dan kelurahan Malango sebesar Rp 2 M.

Dimana pengerjaan Program KOTAKU ini mulai berjalan di 2 kelurahan tersebut. Dan seperti yang di programkan pelaksaan pengerjaan kawasan bebas kumuh ini, akan selesai sebelum Desember 2019.

Menindak lanjuti pengawasan pengerjaan KOTAKU ini, pada Kamis (19/09/2019) di ruang kerja Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan selaku Bupati Toraja Utara, mengundang Vorum Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), yang terdiri dari 18 kelurahan/lembang dari 2 kecamatan yaitu Kecamatan Rantepao dan Talunglipu, untuk mengikuti rapat koordinasi yang bertujuan untuk penyamaan persepsi penanganan kawasan pemukiman kumuh melalui program KOTAKU serta perencanaan penataan kawasan pemukiman kumuh tahun 2020.

Assisten I setda Toraja Utara Semuel Sampe Rompon, mewakili Bupati Toraja Utara, membuka serta memimpin rapat koordinasi ini, yang dihadiri oleh Zulfikar (Askot BKM Mandiri Toraja Utara), T. L. Tonapa (Koord. BKM Kabupaten Toraja Utara), lurah, lembang serta koordinator BKM kelurahan yang akan menjadi titik fokus KOTAKU pada tahun 2020.

Mewakili Bupati Toraja Utara, Assiten I setda menyampaikan dalam pertemuan ini, perlu diketahui bahwa bagi bupati Toraja Utara, program KOTAKU ini begitu penting untuk kabupaten ini, terutama untuk wajah Toraja Utara yaitu kecamatan Rantepao dan Kecamatan Talunglipu. Kita bersyukur bahwa sudah ada 2 titik yang dilakukan peletakan batu pertama, yaitu kelurahan Rante Pasele dan kelurahan Malango.

Yang paling penting, lanjut Semuel Sampe Rompon, bahwa ini sebenarnya menjadi titik point dari pembenahan kota Rantepao, dan lebih bagus lagi ketika Gubernur mau meresponnya. Pada saat yag sama, bupati melakukan penertiban badan jalan dan bentaran sungai. Ini adalah perhatian pemerintah yang betul terakselerasi dari semua pihak lewat Perkimtan/perumahan, dan ini akan terus berjalan ke depan. Untuk menjadi kota tanpa kumuh, jawabannya melalui program KOTAKU ini.

“Yang hebat di program KOTAKU ini, adalah melibatkan masyarakat, dari segi akselerasi yang melibatkan semua komponen. Koordinasi ini sangat penting di dalam pelaksanaan di 2 kelurahan yang sementara berjalan, tetapi yang paling penting adalah kesiapan kita untuk tahun 2020 pada 16 kelurahan 2 lembang yang akan menjadi fokus selanjutnya,” tutupnya.

Senada dengan itu, Zulfikar selaku askot KOTAKU mandiri Toraja Utara menyampaikan, vorum BKM ini adalah lembaga yang presentatif dalam kelurahan. BKM ini adalah lembaga yang bekerja dalam rangka melakukan penanganan pemukiman kumuh yang ada di lokasi kelurahan masing-masing.

Diharapkan dalam koordinasi ini, sambung zulfikar, vorum BKM dapat berfungsi dan berperan aktif dalam penangan kawasan kumuh, khususnya di program KOTAKU Kabupaten Toraja Utara. Program ini adalah membangun kolaborasi yang akut, dimana pemda sebagai nahkoda melakukan pengendalian, pengawasan, serta penyiapan regulasi untuk mensukseskan program KOTAKU. Tujuan program ini adalah, mengurangi kawasan kumuh, dimana KOTAKU ini mewujudkan “Toraja Utara bebas kumuh dan nyaman huni”.(Diskominfo Torut/Swita Turalaki)

Reporter : Arie ks
Editor : Wawan

Komentar